BERBICARA
PENUH MAKNA
“Berbicara penuh makna,sebuah hal yang diinginkan
banyak orang. Berbicara merupakan
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata. Berbicara dengan
baik suatu hal yang dapat menjadikan kita seorang yang dihormati.Bentuk bicara
yang baik yaitu menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain dengan
menggunakan tutur kata yang rapih dan juga sopan. Sedangkan berbicara tidak
baik adalah ucapan yang tidak menggunakan tutur kata yang rapih dan juga tidak
sopan. Itu sering terjadi jika kita sedang marah, benci dan mungkin juga saat
kita punya rasa dendam.”
Berbicara Penuh
Makna adalah ciri orang yang bertaqwa, takkan berbicara seorang yang bertaqwa
melainkan dengan kata-kata yang penuh makna dan pembicaraannya memberikan ilmu
kepada orang yang diajak bicaranya. Dan isi pembicaraannya pun bukan sebuah
pembicaraan yang tanpa isi tetapi memiliki banyak arti dari segi kehidupan,
baik secara jasmani maupun rohani. Berikut ayat Al-Qur’an yang menganjurkan
kita untuk mampu Berbicara atau Berkata yang Penuh Makna (Qaulan
Baliigha) :
“Dan
Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” (QS An-Nisa: 63).
Sangatlah
bijak bila kita berbicara dengan menggunakan kata pilihan yang mampu menembus
hati dan pikiran mitra bicara. Artinya, dengan sedikit bicara, pesan yang ingin
kita sampaikan dapat diterima dengan baik dan bermanfaat oleh mitra bicara.
Bagaimana agar kita mampu menjadi
orang yang bisa berbicara penuh makna. Berbicara penuh makna adalah sebuah hal
yang dinginkan banyak orang, untuk itu berbicara penuh makna maka kita perlu
mngerti dan merasakan apa yang kita bicarakan serta kita pernah menjadi pelaku
dari yang kita bicarakan agar makna dari pmbicaraan bisa tersampaikan kepada
yang mendengar kita bicara, sehingga dapatlah bicara kita menjadi penuh makna.
Berikut akan dipaparkan sedikit tentang hal-hal yang bersangkutan dengan
Berbicara.
A. Pengertian Berbicara
Menurut
Henry Guntur Targian, Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan diri, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. [1]
Sedangkan
menurut Haryadi dan Zamzani, Berbicara dapat diartikan sebagi suatu penyampaian
yang memiliki maksud berupa ide, gagasan, pikiran, isi hati seseorang dengan
menggunakan bahasa lisan yang ditujukan kepada orang lain dengan tujuan orang
tersebut dapat memahaminya.[2]
Dengan
demikian dari pendapat-pedapat tersebut dapat disimpulkan bahwa berbicara
merupakan kemampuan atau keterampilan dalam menyampaikan pesan, gagasan, serta
ide yang disusun sedemikian rupa dan dikembangkan melalui bahasa lisan secara
langsung. Dengan tujuan supaya pendengar atau penyimak mudah dalam mengambil
suatu kesimpulan dan informasi yang telah dipaparkan.
B. Berbicara Dengan Baik
Berbicara
dengan baik yaitu mengucapkan atau menyampaikan ide, gagasan yang disampaikan
secara lisan kepada orang lain dengan menggunakan tutur kata yang teratur dan
kata yang tertata rapih , serta menggunakan bahasa yang sopan, penuh makna dan
sebisa mungkin apa yang kita bicarakan jangan sampai menyinggung perasaan orang
lain. Sebab meski lidah tidak memiliki tulang namun lidah bisa lebih tajam dari
pedang samurai.
Saat berbicara terkadang tanpa disadari apa
yang dibicarakan dapat menyinggung perasaan orang lain dan orang yang sedang
berhadapan atau lawan bicara kita. Untuk itu, dalam memulai pembicaraan
usahakan sebaiknya berfikir trlebih dahulu sebelum mengucapkan atau berbicara
supaya tidak terjadi masalah yang dapat menimbulkan salah paham. Berbicara
dengan baik suatu hal yang dapat menjadikan kita seorang yang bisa dihormati,
sebab kita tidak dapat dihormati jika kita sendiri tidak dapat menghormati
orang lain karena kita tidak dapat berbicara dengan baik kepada orang lain.
Gunakan Prosody yaitu sebuah pola atau ritme suara, sebab orang yang berbicara
tanpa nada atau ritme akan terasa monoton.[3]
C. Bentuk-bentuk Berbicara Yang Baik
1. Memberi
Perintah atau Intruksi
Intruksi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perintah atau arahan untuk
melakukan suatu pekerjaan atau melaksanakan tugas sesuatu. Sedangkan intruksi
adalah memerintahkan biasanya dilakukan oleh atasan kepada bawahan.
2. Memberi
Nasihat
Nasihat
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ajaran atau pelajaran yang baik,
ibarat yang terkandung dalam suatu cerita dan sebagainya adapun macam-macam
nasihat antara lain :
v Nasihat
Moral : Pembicaraan tersebut mengandung cerita moral yang baik bagi kita semua.
v Nasihat
Agama : Pembicaraan tersebut mengandung Nasihat yang bersumber pada ajaran
Agama .
v Nasihat
Genetik : Pembicaraan tersebut mengandung nasihat upaya seseorang atau lembaga
untuk memberikan nasihat tentang sifat dan cara penurunan suatu generasi ke
generasi berikutnya , terutama berkaitan dengan Penyakit dan Kelainan Fisik agar
diketahui cara pencegahan dan pengobatan sehingga tidak menurun.
3. Memberi
saran
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia Saran adalah Pendapat, Usul, atau Anjuran.
Biasanya jika seseorang dihadapkan pada suatu masalah atau pilihan dia akan
meminta saran dari orang-orang terdekat seperti sahabat, oranng tua, dan
orang-orang yang ia percaya.
4. Berpidato
Pidato
ialah kegiatan berbahasa lisan [4]. Berpidato adalah berucap di depan umum untuk
tujuan tertentu [5]. Jadi Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara atau berorasi
untuk menyatakan pendapatnya atau memberikan gamabaran tentang suatu hal yang
ditujukan pada orang banyak [6].
5. Rapat
Adalah
berkumpulnya sekelompok orang untuk menyatukan pemikiran guna melaksanakn
urusan perusahaan. Salah satu contohnya Rapat seperti Rapat Anggota Tahunan
dalam Koperasi.
6. Pertemuan
Pertemuan merupakan
forum yang penting untuk mnghimpun data-data. Bentuk-bentuk pertemuan
diantaranya, Sidang, Forum, Kongres dll [7].
7. Menginterview
/ wawancara
Wawancara
adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang didalamnya berisi tentang pertanyaan
yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan informasi, Biasanya dilakukan dengan
tatap muka seperti interrview atau wawancara saat melamar pekerjaan.
8. Ceramah
Ceramah
adalah pidato yang bertujuan memberikan nasehat-nasehat dan petunjuk-petunjuk
yang berkaitan dengan agama atau SQ (sepiritual question) [8].
D. Macam-macam Bentuk Berbicara Tidak Baik.
1. Berbicara
Saat Marah
Jika
kita berbicara pada saat marah maka banyak perkataan yang terucap adalah
perkataan-perkataan yang tidak baik bahkan mungkin juga akan berbicara
kata-kata kotor seperti menyebut nama binatang.
Namun
marah bisa dialihkan kehal yang positif sehingga amarah kita menjadi amarah
yang baik atau positif. Caranya adalah jika kita sedang marah maka kita harus
mengalihkan amarah itu kehal-hal yang kita sukai, misalnya kita suka menulis,
maka lebih baik apabila amarah kita, kita tuangkan kedalam sebuah tulisan, jika
tidak suka menulis maka bisa dialihkan kehal positif lainnya misalkan
jalan-jalan, futsal, badminton atau bisa juga mendengarkan musik. Mengalikan
amarah semacam ini akan dapat memberikan dampak positif bagi diri kita.[9]
2. Berbicara
saat kita su’udzon (berprasangka buruk)
Su’udzon
(prasangka buruk). Saat kita berfikiran tidak baik maka kita pasti akan
mengucapkan kata-kata yang tidak baik. Saat kita su’udzon pada orang maka kita
akan berbicara pada orang tersebut contoh: “wah nilai kamu bagus padahalkan
kamu tidak belajar, kamu nyontek yaa”.
3. Berbicara
Saat Kita Punyai Rasa Benci
Saat
kita sedang benci terhadap seseorang atau sesuatu maka kita pasti akan bertutur
kata yang tidak tercontrol sebab ada hal yang sangat tidak kita sukai berada
dekat dengan kita . Dana akan bertutur kepada hal yang kita benci dengan
kata-kata seperti : “ pergi kamu jelek, pendek item hidup lagi jauh-jauh dari
saya”.
4. Berbicara
Saat Kita Punyai Rasa Dendam
Saat kita punyai rasaa
dendam maka yang ada didiri kita adalah hanya kebencian, amarah dan juga
prasangka buruk sehingga kita akan bertutur kata tidak baik. Seperti : “ Awas
kau jika kau berani datang dihadapanku akan kubunuh kau”.
5. Berbicara
Saat Mencaci Maki
Mencaci maki merupakan
hal yang terjadi saat kita ada rasa benci, dendam, prasangka buruk dan akhirnya
menjadikan amarah didirikita seangat menggebu-gebu dan akhirnya yang ada dalam
pikiran kita adalah hanyalah mencaci makinya dengan sangat membabi buta. Contoh
kata-katanya : “ dasar banci, dasar miskin, dasar bodoh, dasar manusia gak tau
diuntung pergi jauh-jauh”.
E. Proses menjadi pembicara yang baik
Kemampuan berkomunikasi dapat menentukan kesuksesan
hidup seseorang. Kemampuan itu membantu setiap orang saat berhadapan dengan
orang lain. Namun, tak semua orang memiliki kemampuan tersebut. Meski demikian,
bukan berarti Anda tak bisa menjadi pembicara ulung. Berikut sejumlah cara
untuk memulai menjadi seseorang yang mampu berkomunikasi dengan baik [10]:
1. Mendengarkan.
Komunikasi adalah hubungan dua arah. Anda tak bisa melanjutkan komunikasi tanpa merespon atau mendengarkan. Jadi Anda sebaiknya membuka pikiran dan tidak memotong pembicaraan orang lain. Dengarkan dengan jelas lalu tanggapi begitu ia selesai membicarakan suatu hal.
Komunikasi adalah hubungan dua arah. Anda tak bisa melanjutkan komunikasi tanpa merespon atau mendengarkan. Jadi Anda sebaiknya membuka pikiran dan tidak memotong pembicaraan orang lain. Dengarkan dengan jelas lalu tanggapi begitu ia selesai membicarakan suatu hal.
2. Memahami
apa yang tersirat.
Sangat penting untuk
memahami pembicaraan yang memiliki makna ganda. Anda harus memahaminya sesuai dengan
gerak tubuh lawan bicara.
Bila tidak, bisa jadi Anda salah memahaminya. Anda bahkan dapat membodohi diri sendiri. Jadi pahami, bila perlu minta lawan bicara menjelaskan makna tersebut.
Bila tidak, bisa jadi Anda salah memahaminya. Anda bahkan dapat membodohi diri sendiri. Jadi pahami, bila perlu minta lawan bicara menjelaskan makna tersebut.
3. Hormati
lawan bicara.
Anda mungkin setuju
atau tak setuju dengan topik pembicaraan. Tapi bagaimanapun juga, Anda harus
menghormati pendapat orang lain.
4. Hati-hati
dengan gerak tubuh Anda.
Perhatikan gerak tubuh
Anda. Tetap jaga kontak mata dengan lawan bicara yang menunjukkan Anda berminat
mendengarkan pembicaraannya. Anda tak perlu memegang,tangannya.
5. Tak
bertele-tele.
Jangan bertele-tele
saat berbicara. Anda dapat kehilangan perhatian dan minat orang untuk
mendengarkannya. Jika Anda memiliki kepentingan dengan lawan bicara, langsung
utarakan kepadanya. Jangan berbasa-basi.
6. Jika
tak mengerti, bertanyalah.
Jangan mencoba-coba
memahami makna suatu pembicaraan bila Anda tak mengerti. Bila Anda ragu,
bertanyalah pada lawan bicara. Itu menandakan Anda tertarik dengan tema pembicaraan.
F. Hal-hal Yang Diperhatikan Dalam Berbicara [11].
1. Bahasa
Dalam Bicara kita harus
memperhatikan bahasa, sebisa mungkin bahasa yang kita gunakan harus efektif
atau mudah di pahami oleh pedengar. Karena bahasa sangat berpengaruh dalam
berkomunikasi.
2. Etika
Ketika berbicara kita
harus menggunakan etika yang baik. Etika yang baik itu seperti, sopan dalam
berbicara dan kata-kata yang kita ucapkan itu jangan sampai menynggung perasaan
orang lain.
3. Expresi
/ Mimik Wajah
Dalam berbicara juga
harus menggunakan expresi/mimik yang sesuai dengan materi atau pembahasan yang
dibicarakan. Agar pendengar lebih memahamai materi atau pembahasan dengan
membaca expresi atau mimik si pembicara.
4. Suara
/ Intonasi
Dalam berbicara kita
juga harus memperhatikan intonasi dengan baik, dan sesuai dengan perasaan,
jangan menggunakan suara yang terlalu keras karena dapat menyinggung lawan
bicara kita.
G. Dampak dari
Berbicara Baik dan Tidak Baik
Perkataan
merupakan cerminan dari hati dan gambaran perilaku seseorang. Perkataan yang
baik menandakan bahwa didalam dirinya memiliki hati yang baik dan bersih.
Sehingga hati yang bersih mampu memberikan dan menjadikan perkataan yang kita
ucapkan menjadi baik. Namun akan terjadi sebaliknya jika dalam hati kita
mempunyai hal kebencian dan hati kita tidak bersih maka itu dapat menjadikan
pekataan yang kita ucapkan menjadi tidak baik atau tidak ada guna.
Segala
sesuatu ada sebab pasti ada akibat, begitu pula halnya dalam bertutur kata dan
bicara. Apabila kita mampu bertutur kata atau bicara dengan baik maka akan
berakibat kebaikan pula kepada diri dan mungkin juga kepada orang disekitar
kita. Begitupun sebaliknya jika kita bertutur kata dan bicara tidak baik maka
akan mempengaruhi diri dan juga orang di sekitar kita.
Sadar
atau tidak sadar ketika kita mengejek teman tanpa kita ketahui ejekan kita
dapat menyakiti hatinya, dan itu pun bisa berakibat fatal jika ternyata orang
yang kita ejek adalah orang yang sangat mudah depresi karena memikirkan ejekan
yang kita lakukan padanya. Berbeda apabila kita berkata dengan baik, maka
perkataan yang baik akan berdampak positif bagi diri sendiri maupun yang
mendengarnya [12].
Dampak
yang ditimbulkan dari perkataan baik diantaranya ialah sebagai berikut :
ü Dapat
memberikan kenyamanan untuk diri dan orang alin
ü Menimbulkan
kedewasaan dalam diri
ü Banyak
yang menyukai kita dalam arti banyak teman
ü Dapat
memberikan hal positif kepada orang
ü Dapat
dipercaya oleh orang
ü Dan
dihormati banyak orang
Dampak
yang ditimbulkan dari perkataan yang tidak baik diantaranya sebagi berikut [13]
:
v Dapat
menyakiti hati atau perasaan orang lain
v Dapat
mengurangi kepercayaan dari orang lain
v Menimbulkan
perpecahan, perselisihan dan permusuhan
v Dijauhi
banyak orang
v Dibenci
dan tidak disukai oleh orang
Oleh
karena itu mulailah menjaga perkataan kita dengan sebaik-baiknya karena
perkataan lebih tajam dari pedang samurai. Dan jangan sampai kita melukai hati
seseorang, sebab Luka jasmani atau yang
diluar masih mudah untuk di obati sedangkan luka rohani atau didalam hati sulit
untuk mencari obatnya.
Dan
dengan kita selalu berusaha berbicara dengan baik maka itupun akan berdampak
kebaikan untuk kita sendiri dan melatih agar kita mampu dan bisa menjadi
seorang yang bisa Berbicara Penuh Makna. Sedangkan jika kita sering berbicara
tidak baik itu hanya akan membuat kita sulit disukai teman dan bisa juga
mempunyai banyak musuh. Jadi mari mulai dari sekarang belajar dan berusaha
untuk menjadi orang yang mampu berbicara dengan baik sebab itu baik untuk kita
dan juga orang-orang yang ada di sekeliling kita.
Karena
Berbicara Baik pun diperintahkan dalam Al-Qur’an. Berikut ayat Al-Qur’an yang
memerintahkan agar kita Berbicara Baik / Berkata yang Baik (Qaulan
Ma’rufan) [14]:
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang
berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (Q.S.
Al-Furqon: 63).
Etika
berbicara yang utama adalah kerendahan hati dan tidak menyombongkan diri.
Berkata baiklah kepada siapapun, dalam kondisi apapun dan dimanapun. Ketika
akan berbicara dengan orang lain, pilihlah dan pikirkan kata-kata yang baik dan
sampaikanlah dengan cara yang terbaik pula. [15]
Referensi
:
[1]
Henry Guntur Targian. 2008 . Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung : Angkasa .
[2]
Haryadi dan Zamzani . 2002 . Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia .
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
[3] http://www.presentasi.net/cara-berbicara-yang-baik-dan-benar/
[4] Cermat Berbahasa Indonesia . hal 228 : 2009 .
[5] Kamus Besar Bahasa Indonesia . hal 455 : 2005
.
[9]
http://gambarhidup.blogspot.co.id/2009/07/cara-marah-yang-positif.html?m=1
[10]
(Lampost.co)
[12]
http://sevennov.blogspot.co.id/2013/11/ragasia-berbicara.html
[13]
http://sevennov.blogspot.co.id/2013/11/ragasia-berbicara.html
[14]
ipabionline
dan dycko-novanda.com
[15] ipabionline
dan dycko-novanda.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar