Rabu, 23 November 2016

Tugas Bahasa Indonesia



BERBICARA PENUH MAKNA
          “Berbicara penuh makna,sebuah hal yang diinginkan banyak  orang. Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata. Berbicara dengan baik suatu hal yang dapat menjadikan kita seorang yang dihormati.Bentuk bicara yang baik yaitu menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain dengan menggunakan tutur kata yang rapih dan juga sopan. Sedangkan berbicara tidak baik adalah ucapan yang tidak menggunakan tutur kata yang rapih dan juga tidak sopan. Itu sering terjadi jika kita sedang marah, benci dan mungkin juga saat kita punya rasa dendam.”

          Berbicara Penuh Makna adalah ciri orang yang bertaqwa, takkan berbicara seorang yang bertaqwa melainkan dengan kata-kata yang penuh makna dan pembicaraannya memberikan ilmu kepada orang yang diajak bicaranya. Dan isi pembicaraannya pun bukan sebuah pembicaraan yang tanpa isi tetapi memiliki banyak arti dari segi kehidupan, baik secara jasmani maupun rohani. Berikut ayat Al-Qur’an yang menganjurkan kita untuk mampu Berbicara atau Berkata yang Penuh Makna (Qaulan Baliigha) :
 “Dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” (QS An-Nisa: 63).
Sangatlah bijak bila kita berbicara dengan menggunakan kata pilihan yang mampu menembus hati dan pikiran mitra bicara. Artinya, dengan sedikit bicara, pesan yang ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik dan bermanfaat oleh mitra bicara.
            Bagaimana agar kita mampu menjadi orang yang bisa berbicara penuh makna. Berbicara penuh makna adalah sebuah hal yang dinginkan banyak orang, untuk itu berbicara penuh makna maka kita perlu mngerti dan merasakan apa yang kita bicarakan serta kita pernah menjadi pelaku dari yang kita bicarakan agar makna dari pmbicaraan bisa tersampaikan kepada yang mendengar kita bicara, sehingga dapatlah bicara kita menjadi penuh makna. Berikut akan dipaparkan sedikit tentang hal-hal yang bersangkutan dengan Berbicara.
A.    Pengertian Berbicara
Menurut Henry Guntur Targian, Berbicara merupakan kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan diri, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. [1]

Sedangkan menurut Haryadi dan Zamzani, Berbicara dapat diartikan sebagi suatu penyampaian yang memiliki maksud berupa ide, gagasan, pikiran, isi hati seseorang dengan menggunakan bahasa lisan yang ditujukan kepada orang lain dengan tujuan orang tersebut dapat memahaminya.[2]
Dengan demikian dari pendapat-pedapat tersebut dapat disimpulkan bahwa berbicara merupakan kemampuan atau keterampilan dalam menyampaikan pesan, gagasan, serta ide yang disusun sedemikian rupa dan dikembangkan melalui bahasa lisan secara langsung. Dengan tujuan supaya pendengar atau penyimak mudah dalam mengambil suatu kesimpulan dan informasi yang telah dipaparkan.
B.     Berbicara Dengan Baik
Berbicara dengan baik yaitu mengucapkan atau menyampaikan ide, gagasan yang disampaikan secara lisan kepada orang lain dengan menggunakan tutur kata yang teratur dan kata yang tertata rapih , serta menggunakan bahasa yang sopan, penuh makna dan sebisa mungkin apa yang kita bicarakan jangan sampai menyinggung perasaan orang lain. Sebab meski lidah tidak memiliki tulang namun lidah bisa lebih tajam dari pedang samurai.
 Saat berbicara terkadang tanpa disadari apa yang dibicarakan dapat menyinggung perasaan orang lain dan orang yang sedang berhadapan atau lawan bicara kita. Untuk itu, dalam memulai pembicaraan usahakan sebaiknya berfikir trlebih dahulu sebelum mengucapkan atau berbicara supaya tidak terjadi masalah yang dapat menimbulkan salah paham. Berbicara dengan baik suatu hal yang dapat menjadikan kita seorang yang bisa dihormati, sebab kita tidak dapat dihormati jika kita sendiri tidak dapat menghormati orang lain karena kita tidak dapat berbicara dengan baik kepada orang lain. Gunakan Prosody yaitu sebuah pola atau ritme suara, sebab orang yang berbicara tanpa nada atau ritme akan terasa monoton.[3]
C.    Bentuk-bentuk Berbicara Yang Baik
1.      Memberi Perintah atau Intruksi
Intruksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perintah atau arahan untuk melakukan suatu pekerjaan atau melaksanakan tugas sesuatu. Sedangkan intruksi adalah memerintahkan biasanya dilakukan oleh atasan kepada bawahan.
2.      Memberi Nasihat
Nasihat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ajaran atau pelajaran yang baik, ibarat yang terkandung dalam suatu cerita dan sebagainya adapun macam-macam nasihat antara lain :
v  Nasihat Moral : Pembicaraan tersebut mengandung cerita moral yang baik bagi kita semua.
v  Nasihat Agama : Pembicaraan tersebut mengandung Nasihat yang bersumber pada ajaran Agama .
v  Nasihat Genetik : Pembicaraan tersebut mengandung nasihat upaya seseorang atau lembaga untuk memberikan nasihat tentang sifat dan cara penurunan suatu generasi ke generasi berikutnya , terutama berkaitan dengan Penyakit dan Kelainan Fisik agar diketahui cara pencegahan dan pengobatan sehingga tidak menurun.
3.      Memberi saran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Saran adalah Pendapat, Usul, atau Anjuran. Biasanya jika seseorang dihadapkan pada suatu masalah atau pilihan dia akan meminta saran dari orang-orang terdekat seperti sahabat, oranng tua, dan orang-orang yang ia percaya.
4.      Berpidato
Pidato ialah kegiatan berbahasa lisan [4]. Berpidato adalah berucap di depan umum untuk tujuan tertentu [5]. Jadi Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya atau memberikan gamabaran tentang suatu hal yang ditujukan pada orang banyak [6].
5.      Rapat
Adalah berkumpulnya sekelompok orang untuk menyatukan pemikiran guna melaksanakn urusan perusahaan. Salah satu contohnya Rapat seperti Rapat Anggota Tahunan dalam Koperasi.
6.      Pertemuan
Pertemuan merupakan forum yang penting untuk mnghimpun data-data. Bentuk-bentuk pertemuan diantaranya, Sidang, Forum, Kongres dll [7].
7.      Menginterview / wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang didalamnya berisi tentang pertanyaan yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan informasi, Biasanya dilakukan dengan tatap muka seperti interrview atau wawancara saat melamar pekerjaan.
8.      Ceramah
Ceramah adalah pidato yang bertujuan memberikan nasehat-nasehat dan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan agama atau SQ (sepiritual question) [8].
D.    Macam-macam Bentuk Berbicara Tidak Baik.
1.      Berbicara Saat Marah
Jika kita berbicara pada saat marah maka banyak perkataan yang terucap adalah perkataan-perkataan yang tidak baik bahkan mungkin juga akan berbicara kata-kata kotor seperti menyebut nama binatang.
Namun marah bisa dialihkan kehal yang positif sehingga amarah kita menjadi amarah yang baik atau positif. Caranya adalah jika kita sedang marah maka kita harus mengalihkan amarah itu kehal-hal yang kita sukai, misalnya kita suka menulis, maka lebih baik apabila amarah kita, kita tuangkan kedalam sebuah tulisan, jika tidak suka menulis maka bisa dialihkan kehal positif lainnya misalkan jalan-jalan, futsal, badminton atau bisa juga mendengarkan musik. Mengalikan amarah semacam ini akan dapat memberikan dampak positif bagi diri kita.[9]
2.      Berbicara saat kita su’udzon (berprasangka buruk)
Su’udzon (prasangka buruk). Saat kita berfikiran tidak baik maka kita pasti akan mengucapkan kata-kata yang tidak baik. Saat kita su’udzon pada orang maka kita akan berbicara pada orang tersebut contoh: “wah nilai kamu bagus padahalkan kamu tidak belajar, kamu nyontek yaa”.
3.      Berbicara Saat Kita Punyai Rasa Benci
Saat kita sedang benci terhadap seseorang atau sesuatu maka kita pasti akan bertutur kata yang tidak tercontrol sebab ada hal yang sangat tidak kita sukai berada dekat dengan kita . Dana akan bertutur kepada hal yang kita benci dengan kata-kata seperti : “ pergi kamu jelek, pendek item hidup lagi jauh-jauh dari saya”.
4.      Berbicara Saat Kita Punyai Rasa Dendam
Saat kita punyai rasaa dendam maka yang ada didiri kita adalah hanya kebencian, amarah dan juga prasangka buruk sehingga kita akan bertutur kata tidak baik. Seperti : “ Awas kau jika kau berani datang dihadapanku akan kubunuh kau”.
5.      Berbicara Saat Mencaci Maki
Mencaci maki merupakan hal yang terjadi saat kita ada rasa benci, dendam, prasangka buruk dan akhirnya menjadikan amarah didirikita seangat menggebu-gebu dan akhirnya yang ada dalam pikiran kita adalah hanyalah mencaci makinya dengan sangat membabi buta. Contoh kata-katanya : “ dasar banci, dasar miskin, dasar bodoh, dasar manusia gak tau diuntung pergi jauh-jauh”.
E.     Proses menjadi pembicara yang baik
Kemampuan berkomunikasi dapat menentukan kesuksesan hidup seseorang. Kemampuan itu membantu setiap orang saat berhadapan dengan orang lain. Namun, tak semua orang memiliki kemampuan tersebut. Meski demikian, bukan berarti Anda tak bisa menjadi pembicara ulung. Berikut sejumlah cara untuk memulai menjadi seseorang yang mampu berkomunikasi dengan baik [10]:
1.      Mendengarkan.
Komunikasi adalah hubungan dua arah. Anda tak bisa melanjutkan komunikasi tanpa merespon atau mendengarkan. Jadi Anda sebaiknya membuka pikiran dan tidak memotong pembicaraan orang lain. Dengarkan dengan jelas lalu tanggapi begitu ia selesai membicarakan suatu hal.
2.      Memahami apa yang tersirat.
Sangat penting untuk memahami pembicaraan yang memiliki makna ganda. Anda harus memahaminya sesuai dengan gerak tubuh lawan bicara.
Bila tidak, bisa jadi Anda salah memahaminya. Anda bahkan dapat membodohi diri sendiri. Jadi pahami, bila perlu minta lawan bicara menjelaskan makna tersebut.
3.      Hormati lawan bicara.
Anda mungkin setuju atau tak setuju dengan topik pembicaraan. Tapi bagaimanapun juga, Anda harus menghormati pendapat orang lain.
4.      Hati-hati dengan gerak tubuh Anda.
Perhatikan gerak tubuh Anda. Tetap jaga kontak mata dengan lawan bicara yang menunjukkan Anda berminat mendengarkan pembicaraannya. Anda tak perlu memegang,tangannya.
5.      Tak bertele-tele.
Jangan bertele-tele saat berbicara. Anda dapat kehilangan perhatian dan minat orang untuk mendengarkannya. Jika Anda memiliki kepentingan dengan lawan bicara, langsung utarakan kepadanya. Jangan berbasa-basi.
6.      Jika tak mengerti, bertanyalah.
Jangan mencoba-coba memahami makna suatu pembicaraan bila Anda tak mengerti. Bila Anda ragu, bertanyalah pada lawan bicara. Itu menandakan Anda tertarik dengan tema pembicaraan.

F.     Hal-hal Yang Diperhatikan Dalam Berbicara [11].
1.      Bahasa
Dalam Bicara kita harus memperhatikan bahasa, sebisa mungkin bahasa yang kita gunakan harus efektif atau mudah di pahami oleh pedengar. Karena bahasa sangat berpengaruh dalam berkomunikasi.
2.      Etika
Ketika berbicara kita harus menggunakan etika yang baik. Etika yang baik itu seperti, sopan dalam berbicara dan kata-kata yang kita ucapkan itu jangan sampai menynggung perasaan orang lain.
3.      Expresi / Mimik Wajah
Dalam berbicara juga harus menggunakan expresi/mimik yang sesuai dengan materi atau pembahasan yang dibicarakan. Agar pendengar lebih memahamai materi atau pembahasan dengan membaca expresi atau mimik si pembicara.
4.      Suara / Intonasi
Dalam berbicara kita juga harus memperhatikan intonasi dengan baik, dan sesuai dengan perasaan, jangan menggunakan suara yang terlalu keras karena dapat menyinggung lawan bicara kita.

G.    Dampak  dari Berbicara Baik dan Tidak Baik
Perkataan merupakan cerminan dari hati dan gambaran perilaku seseorang. Perkataan yang baik menandakan bahwa didalam dirinya memiliki hati yang baik dan bersih. Sehingga hati yang bersih mampu memberikan dan menjadikan perkataan yang kita ucapkan menjadi baik. Namun akan terjadi sebaliknya jika dalam hati kita mempunyai hal kebencian dan hati kita tidak bersih maka itu dapat menjadikan pekataan yang kita ucapkan menjadi tidak baik atau tidak ada guna.
Segala sesuatu ada sebab pasti ada akibat, begitu pula halnya dalam bertutur kata dan bicara. Apabila kita mampu bertutur kata atau bicara dengan baik maka akan berakibat kebaikan pula kepada diri dan mungkin juga kepada orang disekitar kita. Begitupun sebaliknya jika kita bertutur kata dan bicara tidak baik maka akan mempengaruhi diri dan juga orang di sekitar kita.
Sadar atau tidak sadar ketika kita mengejek teman tanpa kita ketahui ejekan kita dapat menyakiti hatinya, dan itu pun bisa berakibat fatal jika ternyata orang yang kita ejek adalah orang yang sangat mudah depresi karena memikirkan ejekan yang kita lakukan padanya. Berbeda apabila kita berkata dengan baik, maka perkataan yang baik akan berdampak positif bagi diri sendiri maupun yang mendengarnya [12].
Dampak yang ditimbulkan dari perkataan baik diantaranya ialah sebagai berikut :
ü  Dapat memberikan kenyamanan untuk diri dan orang alin
ü  Menimbulkan kedewasaan dalam diri
ü  Banyak yang menyukai kita dalam arti banyak teman
ü  Dapat memberikan hal positif kepada orang
ü  Dapat dipercaya oleh orang
ü  Dan dihormati banyak orang
Dampak yang ditimbulkan dari perkataan yang tidak baik diantaranya sebagi berikut [13] :
v  Dapat menyakiti hati atau perasaan orang lain
v  Dapat mengurangi kepercayaan dari orang lain
v  Menimbulkan perpecahan, perselisihan dan permusuhan
v  Dijauhi banyak orang
v  Dibenci dan tidak disukai oleh orang
Oleh karena itu mulailah menjaga perkataan kita dengan sebaik-baiknya karena perkataan lebih tajam dari pedang samurai. Dan jangan sampai kita melukai hati seseorang,  sebab Luka jasmani atau yang diluar masih mudah untuk di obati sedangkan luka rohani atau didalam hati sulit untuk mencari obatnya.
Dan dengan kita selalu berusaha berbicara dengan baik maka itupun akan berdampak kebaikan untuk kita sendiri dan melatih agar kita mampu dan bisa menjadi seorang yang bisa Berbicara Penuh Makna. Sedangkan jika kita sering berbicara tidak baik itu hanya akan membuat kita sulit disukai teman dan bisa juga mempunyai banyak musuh. Jadi mari mulai dari sekarang belajar dan berusaha untuk menjadi orang yang mampu berbicara dengan baik sebab itu baik untuk kita dan juga orang-orang yang ada di sekeliling kita.
            Karena Berbicara Baik pun diperintahkan dalam Al-Qur’an. Berikut ayat Al-Qur’an yang memerintahkan agar kita Berbicara Baik / Berkata yang Baik (Qaulan Ma’rufan) [14]:
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (Q.S. Al-Furqon: 63).
Etika berbicara yang utama adalah kerendahan hati dan tidak menyombongkan diri. Berkata baiklah kepada siapapun, dalam kondisi apapun dan dimanapun. Ketika akan berbicara dengan orang lain, pilihlah dan pikirkan kata-kata yang baik dan sampaikanlah dengan cara yang terbaik pula. [15]















Referensi :
[1] Henry Guntur Targian. 2008 . Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa .
[2] Haryadi dan Zamzani . 2002 . Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia . Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
[3]  http://www.presentasi.net/cara-berbicara-yang-baik-dan-benar/
[4]  Cermat Berbahasa Indonesia . hal 228 : 2009 .
[5]  Kamus Besar Bahasa Indonesia . hal 455 : 2005 .
[9] http://gambarhidup.blogspot.co.id/2009/07/cara-marah-yang-positif.html?m=1
[10] (Lampost.co)
[12] http://sevennov.blogspot.co.id/2013/11/ragasia-berbicara.html
[13] http://sevennov.blogspot.co.id/2013/11/ragasia-berbicara.html
[14] ipabionline dan dycko-novanda.com
[15] ipabionline dan dycko-novanda.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar