“KULIAH”
‘Hal Yang Tak Pernah Terfikir, Namun Menjadi Pilihan’
Saya
adalah anak ke 6 dari 7 bersaudara atau yang biasa disebut didesa saya, saya
adalah pengais bungsu. Saya mempunyai 5 kakak dan 1 adik, itu terdiri dari 3
kakak perempuan, 2 kakak laki-laki, dan satu adik perempuan. Kami termasuk KB [
Keluarga Besar ], mungkin karena kedua orang tua saya orang tua jadul atau
jaman dahulu, kebiasaan orang jaman dahulu memiliki pandangan banyak anak
banyak rezeki. Mungkin itu yang adadibenak kedua orang tua saya dahulu, hingga
mempunyai banyak anak sampai anak 7
Keluarga besar saya bukanlah keluarga yang miskin namun juga bukan
orang kaya, itu yang saya rasakan dari saat saya SD [Sekolah Dasar] hingga saya
usia sekarang. Namun Ibu saya ppernah bercerita kepada saya bahwa sebelum saya
lahir atau hanya baru mempunyai 2 anak, yaitu kaka saya yang pertama dan yang
kedua. Beliau adalah termasuk keluarga yang bisa dibilag kurang mampu, namun
Ibu saya pernah diberi wejangan atau nasihat oleh kaka beliau, bahwa biarpun
engkau sekarang miskin tapi yakinlah suatu saat akan ada yang bisa mengangkat
derajat keluarga dari anak-anakmu kelak.
Dan semenjak kata-kata itu Ibu saya
terus berjuang demi kedua anaknya dan sampai melahirkan ketiga kaka saya
berikutnya dan sampailah kemudian saya lahir. Saya adalah anak laki-laki ke
tiga dikeluarga saya, saya termasuk anak yang lahir dikeadaan keluarga yang
sudah dibilang tidak miskin namun juga belum kaya tapi cukup.
Karena saat saya TK [Taman
Kanak-kanak] saya sering diajak jalan-jalan oleh kakak saya yang pertama pergi
kekota untuk bermain permainan yang ada di sebuah mall. Masa kecil saya
terbilang anak kecil yang bahagia dibandingkan dengan kakak-kakak saya. Dan saat
saya sudah masuk SD, itu adalah masa dimana saya mulai belajar membaca, menulis
dan berhitung, hingga saya bisa membaca, menulis, dan berhitung dengan baik.
Saat SD saya belum mempunyai pikiran suatu saat saya ingin kuliah, namun saat
saya SD dan ditanya oleh guru ‘Cita-cita kalian apa? Saya jawab ‘saya ingin
jadi POLISI’.
Alhamdulillah saya lulus dari SD
tepat pada waktunya yaitu 6 tahun dan saya melanjutkan ke salah satu SMP Negeri
di Desa saya. Semenjak saya SMP saya baru punya pikiran ingin apa dan ingin
seperti apa kelak. Saat saya SMP saya sudah berkeinginan menjadi pekerja atau
karyawan disebuah pabrik seperti kaka-kaka saya yang semuanya bekerja di
pabrik. Semenjak SMP saya tidak sabar untuk cepat-cepat lulus dan masuk SMK,
dan selama saya duduk di bangku SMP sayapun tidak pernah terbesit dalam pikiran
saya untuk kuliah, yang ada hanya ingin cepat masuk SMK terus lulus dan bisa
bekerja seperti kakak-kakak saya.
Dan akhirnya saya pun lulus dari SMP
tepat waktu yaitu 3 tahun, dan saya melanjutkan ke salah satu SMK swasta di
desa saya. Saat saya sudah masuk SMK disitu keinginan saya untuk menjadi
pekerja semakin besar dan saya berusaha agaer saya selalu mendapat nilai-nilai
yang baik. Di SMK saya merasakan hal yang berbeda dibandingkan dengan saat saya
SD dan SMP, mungkin karena saya sudah beranjak dewasa dibandingkan saat saya SD
dan SMP.
Perbedaan saya itu saya rasakan
dalam hal menyerap pelajaran yang diterangkan oleh guru kepada saya. Saat SD
dan SMP saat guru menerangkan dan guru bertanya “mengerti..?” saya menjawab
“mengerti”, namun saat guru memberi soal untuk dikerjakan saya hanya bisa diam
dan menunggu anak pintar mengerjakan, kemudian baru saya lihat kepada anak
pintar tersebut [mencontek].
SD dan SMP adalah masa dimana saya
termasuk anak yang nakal dan sering mencontek, hal yang tak terpuji sebagai
seorang siswa. Saat saya SMK dengan kemudahan saya menyerap materi yang guru
terangkan, perlahan saya tinggalkan kebiasaan jelek saya mencontek. Namun
sayapun mendapat hukum karma, saat SD dan SMP saya biasa mencontek pas di SMK
malah saya sering jadi tempat untuk dicontek oleh temen-temen sekelas saya.
Selama SMK saya ingin sekali
cepat-cepat lulus dan bisa bekerja seperti kakak saya agar bisa membahagiakan
kedua orang tua saya. Saat SMK pun saya hanya fokus ingin kerja-kerja dan kerja
bukan Kuliah,karena saat SMK saya sudah lelah dengan yang namanya belajar dan
ingin segera cari uang untuk kedua orang tua saya. Dan akhirnya saya pun lulus
, hal yang sangat saya tunggu-tunggu sejak lama agar saya bisa bekerja seperti
kakak saya. Setelah lulus saya pun langsung pergi kedaerah dimana kakak-kakak
saya bekerja, atau sering disebut dengan kata merantau. Saya pergi merantau
dengan harapan agar saya bisa seperti kakak-kakak saya yang sudah bekerja
ditanah rantau.
Namun menjadi seperti kakak-kakak
saya ternyata bukan hal yang mudah seperti yang saya pikirkan saat saya masih
sekolah. Saya cari kerja kesana kemari, mulai dari mencari dikoran, lewat
depnaker, lewat Jobfair, bahkan sampai saya cari kekawasan industrinya, namun
pekerjaan itu tak kunjung saya dapatkan dan saya pun menganggur selama 1 tahun
lebih. Setelah saya menganggur selama itu, saya ditawari oleh kakak saya yang
pertama untuk kuliah saja. Namun saya jawab dengan tegas menolaknya dan tetap
bersikeras ingin kerja saja. Satu minggu kemudian setelah kakak saya menyuruh
saya kuliah, kakak saya menawari pekerjaan kepada saya, pekerjaan disebuah
pabrik yang tidak besar. Dengan tegas saya pun menjawab saya mau bekerja di
pabrik tersebut,saya pun memberi surat lamaran pekerjaan saya kepada kakak saya
untuk diberikan kepada oabrik tersebut.
Sebulan kemudian saya pun dapat
panggilan test kerja di pebrik yang kakak saya tawari itu, sekian banyak test
yang saya lakukan akhirnya saya pun diterima dipabrik tersebut, dan akhirnya
hal yang saya tunggu-tunggu tiba, yaitu jadi pekerja pabrik. Namun ternyata
saya taka mampu bertahan lama bekerja di pabrik tersebut,ada hal yang tidak
saya jelaskan disini kenapa saya tak bertahan lama bekerja di pabrik tersebut.
Saya hanya mampu bekerja dipabrik tersebut selama 6 bulan saja, awal bekerja
sebenarnya saya berharap bisa bekerja lama diperusahaan tersebut namun takdir
berkata lain. Setelah 3 bulan saya bekerja disitulah baru saya rasakan
bagaimana rasanya jadi pekerja seperti kakak-kakak saya , yang berangkat pagi
pulang malam dan berangkat malam pulang pagi.
Disaat itulah saya baru terfikir
untuk kuliah , hal yang tak pernah terfikir saat saya SD,SMP,SMK. Pada saat itu
pun saya harus memutuskan hal yang akan menentukan masa depan saya, ingin jadi
pekerja pabrik atau kuliah. Setelah 2 bulan berfikir saya pun memantapkan diri
untuk memilih hal yang semoga terbaik untuk saya dan keluarga saya. Saya pun
memutuskan untuk resaint dari tempat saya bekerja dan saya memutuskan kembali
ke desa saya dan mendaftar kuliah di kota kelahiran saya yaitu Institute Agama
Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar